Selasa, 26 Desember 2023

MIKROSKOP


Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan yang mengamati sel gabus bernama Robert Hooke pada tahun 1665. Hooke mengamati sel gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan mikroskop buatannya. Dari pengamatannya itu, ia melihat ada ruang-ruang kosong kecil yang kemudian ia namai dengan sel dalam bahasa latin cellula yang artinya ruang kosong.

Setelah penemuan Hooke, Antonie Van Leeuweenhoek (1674) menjadi orang pertama yang melihat sel yang hidup pada alga dan bakteri dengan menggunakan mikroskop sederhana. Sejak saat itu, para ilmuan lain muncul untuk mengungkap teori-teori sel seperti Theodore Schwann dan Matthias Jakob Schleiden (1838) yang menyatakan bahwa sel merupakan unit dasar kehidupan dan setiap makhluk hidup tersusun atas sel serta Robert Brown yang menyatakan bahwa inti sel (nukleus) mengatur aktivitas sel.

Gambar 1:

  (a)    Mikroskop yang dibuat Robert Hooke dan sel gabus yang diamatinya 

 (b)   Mikroskop sederhana Anthonie Van Leuwenhoek 

         Sumber: Cell and Moleculer Biology

Karena akan sangat sulit apabila kita ingin mengamati sel dengan mata telanjang, karena biasanya sel berukuran sangat kecil, maka alat bantu untuk mempelajari sel sangan dibutuhkan. Kini penemuan dan penelitian mengenai sel  menjadi berkembang sejak ditemukannya mikroskop. Sehingga kini mikroskop menjadi bagian penting penelitian sel.

Mikroskop pertama yang digunakan dalam penelitian sel adalah mikroskop cahaya. Mikroskop jenis ini juga yang biasa gunakan di laboratorium sekolah. Pada mikroskop jenis ini, cahaya diteruskan melalui spesimen atau objek yang diamati kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini berfungsi untuk membengkokan cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen tersebut diperbesar ketika diproyeksikan ke mata.

Parameter penting dalam mikroskop antara lain perbesaran, resolusi, dan kontras. Perbesaran adalah perbandingan ukuran citra objek yang diamati dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra atau jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, ketika melihat mobil yang memiliki dua lampu namun dilihat dari jarak yang sangat jauh terlihat sebagai satu lampu secara kasat mata, namun bila dilihat dengan alat bantu misalnya teropong maka akan diresolusi sebagai dua buah lampu. Mikroskop cahaya dapat memperbesar 1.000 kali dari ukuran asli spesimen, namun pada perbesaran yang lebih tinggi detail dari objek tidak lagi dapat dilihat dengan jelas. Sehingga diperlukan paramater lain yaitu kontras yang fungsinya untuk mempertajam perbedaan bagian-bagian spesimen. Untuk meningkatkan kontras peneliti juga melibatkan metode terbaru, misalnya dengan pewarnaan spesimen.

Dengan menggunakan mikroskop cahaya, sebagian besar struktur yang terbagi atas bagian-bagian yang dibatasi membran yang disebut organel belum dapat terungkap karena terlalu kecil untuk diresolusi. Sehingga sebagai ganti dari pemakaian cahaya, digunakanlah mikroskop elektron yang mampu meresolusi seratus kali lipat dari mikroskop cahaya. Namun mikroskop cahaya memiliki beberapa keuntungan, terutama dalam mempelajari sel hidup, karena sel akan terbunuh dalam proses menyiapkan spesimen atau objek yang akan diteliti dengan mikroskop elektron.

Mikroskop elektron mengungkap anatomi sel, seperti organel dan struktur lain yang tidak mungkin diresolusi dengan mikroskop cahaya. Ada dua macam mikroskop elektron yang digunakan berdasarkan tujuannya. Jenis yang pertama adalah Scanning Electrone Mikroscope (SEM) atau yang disebut juga dengan mikroskop elektron payar yang digunakan untuk menunjukan citra 3-D permukaan spesimen. Jenis yang kedua adalah mikroskop elektron transmisi (transmission electron microskope, TEM) yang digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. Berikut gambar berbagai macam mikroskop yang digunakan dalam penelitian sel.

Gambar 2:  Jenis-jenis mikroskop 

Sumber: udinuri.blogspot.co.id